![](https://static.wixstatic.com/media/813829_9e42d27a8c6e49319d5ffaa89211114e~mv2.png/v1/fill/w_980,h_551,al_c,q_90,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/813829_9e42d27a8c6e49319d5ffaa89211114e~mv2.png)
Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme adalah sekelompok gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi serta pola perilaku dan minat yang terbatas dan berulang. Autisme biasanya terdeteksi pada usia dini, sekitar tahun kedua atau ketiga pada anak. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sebuah panduan yang dibuat oleh American Psychiatric Association yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental, anak dengan ASD memiliki:
l Kesulitan dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain
l Minat terbatas dan perilaku berulang
l Gejala yang mempengaruhi kemampuan anak untuk berfungsi di sekolah, pekerjaan, dan aktivitas keseharian lainnya.
Apa saja tanda-tanda dari ASD?
Anak dengan ASD mengalami kesulitan saat berkomunikasi dan interaksi sosial serta memiliki minat terbatas dan perilaku berulang. Daftar di bawah ini memberikan beberapa contoh dari jenis perilaku yang umum pada anak yang didiagnosis dengan ASD. Tidak semua anak dengan ASD akan memiliki semua perilaku dibawah, tetapi sebagian besar akan memiliki beberapa perilaku yang tercantum di bawah ini.
Perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial dapat mencakup:
l kontak mata yang tidak konsisten
l Memiliki kecenderungan untuk tidak melihat atau mendengarkan orang lain
l Gagal, atau lambat, menanggapi seseorang yang memanggil nama mereka
l Mengalami kesulitan dalam komunikasi dua arah
l Memiliki nada suara yang tidak biasa yang mungkin terdengar bernyanyi atau datar dan seperti robot
l Kesulitan memahami sudut pandang orang lain atau tidak dapat memprediksi atau memahami tindakan orang lain
Perilaku restriktif/berulang termasuk:
l Mengulangi perilaku tertentu atau memiliki perilaku yang tidak biasa, seperti mengulangi kata-kata atau frasa (perilaku yang disebut echolalia)
l Memiliki minat intens yang bertahan lama dalam topik tertentu, seperti angka, detail, atau bentuk.
l Memiliki minat yang terlalu terfokus, seperti dengan objek yang bergerak atau dengan bagian objek
l Menjadi kesal pada perubahan dalam rutinitas
l Menjadi hypersensitif atau hyposensitif terhadap masukan sensorik, seperti cahaya, kebisingan, pakaian, atau suhu
Penyebab ASD
Penyebab pasti autisme sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan ada keterlibatan faktor genetik dan lingkungan yang turut menyumbang perkembangan ASD. Faktor risiko ASD di antaranya riwayat keluarga dengan ASD, usia orang tua yang lebih tua saat melahirkan, dan komplikasi kehamilan/kelahiran.
Penanganan ASD
Perawatan untuk ASD harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis. Perawatan awal untuk ASD penting karena perawatan yang tepat dapat mengurangi kesulitan anak saat mereka belajar keterampilan baru dan memanfaatkan kemampuan atau bakat mereka sebaik-baiknya.
Beberapa penanganan utama untuk membantu anak dengan ASD di antaranya:
l Terapi perilaku, untuk melatih keterampilan sosial dan komunikasi serta mengurangi perilaku maladaptif
l Terapi okupasi, untuk membantu anak mengatasi sensitivitas sensorik serta meningkatkan keterampilan kehidupan sehari-hari. Anak ASD diajarkan cara berpakaian, makan, mandi, dan aktivitas sehari-hari lainnya secara mandiri.
l Terapi wicara, untuk memperbaiki keterampilan bicara dan bahasa
l Obat-obatan, untuk mengatasi gejala tertentu seperti tingkat aktivitas berlebihan
Kepedulian dan dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial sangat diperlukan bagi tumbuh kembang anak autis. Dengan deteksi dini, intervensi yang tepat, dan terapi yang berkesinambungan, anak dengan ASD dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Artikel ditulis oleh Nadila Sustanti, A.Md
Comments